Kamis, 19 Januari 2017

Bermain dan Anak-anak


Bermain adalah kegiatan yang paling penting dalam kehidupan anak-anak. Kadang-kadang tampaknya lebih penting daripada makan dan tidur. Kadang-kadang bermain secara mudah dan menyenangkan. Kadang-kadang bermain dilakukan dengan usaha keras untuk melakukan sesuatu yang benar. Bermain adalah pekerjaan utama, menguasai sebagian besar masa kanak-kanak. Jika Anda mempelajari bagaimana seorang anak tumbuh, dan memperhatian anak-anak bermain, Anda akan memahami mengapa bermain sangat penting.

Artikel ini adalah untuk siapa saja yang peduli dan ingin tahu tentang tentang anak-anak dan permainan mereka: Ibu, Ayah, Babysitter, Kakak Kandung, Tetangga, Guru, Kakek, Nenek, dan Mahasiswa.
Ketika Anda membaca artikel ini Anda akan:
- Mengetahui apa sebenarnya bermain itu,
- Belajar tentang jenis-jenis permainan,
- Menemukan bagaimana bermain membantu anak-anak tumbuh,
- Mengetahui bagaimana orang-orang yang mengasuh anak-anak dapat membantu anak-anak bermain,
- Menemukan hal-hal yang menyenangkan untuk dilakukan dengan anak-anak, dan
- Menemukan lebih banyak buku untuk dibaca jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang bermain.

Anda akan melihat anak-anak bermain dimana saja, baik di rumah, sekolah, tempat ibadah, di luar halaman, di toko, di kamar mereka, dan di taman. Mulailah sekarang untuk melihat anak-anak bermain.


1. MENGAPA BERMAIN PENTING?

a. Bermain merupakan hal yang penting karena dapat membantu anak-anak tumbuh kuat dan sehat.
Ketika anak-anak berlari, melompat, berguling, melempar, menangkap, atau mengayun, mereka sedang membangun otot-ototnya. Mereka membakar energi yang membuat mereka lelah dan lapar. Permainan fisik meningkatkan kekuatan, daya tahan, dan keseimbangan. Koordinasi tubuh meningkat ketika anak-anak melakukan permainan fisik yang membantu anak-anak dapat tidur dan makan lebih baik.

b. Bermain merupakan hal yang penting karena anak-anak dapat belajar tentang arti dari segala sesuatu yang ada di dunia ini.
Permainan membantu anak-anak mempelajari arti dari sebuah kata-kata, seperti "berhenti" atau "pergi." Bermain dengan pasir dan ember membantu anak-anak belajar tentang arti "penuh" atau "kosong". Mereka belajar untuk mengumpulkan dan menggunakan informasi. Mereka belajar tentang waktu. Mereka menemukan pemahaman tentang perasaan dan rasa. Anak-anak belajar tentang seni, ilmu pengetahuan, matematika, musik, alam, hewan, dan orang-orang di sekitar mereka ketika bermain.

c. Bermain merupakan hal yang penting karena membantu anak-anak belajar pemahaman tentang orang-orang di sekitar mereka.
Saat bermain, anak-anak akan belajar untuk bergantian dan berbagi. Mereka akan menyatakan perasaannya, mendengarkan dan berbicara dengan teman bermain dan mengikuti aturan. Mereka akan mencoba memimpin dan mengikuti. Mereka akan mulai memiliki kesadaran akan dirinya sendiri dan orang lain. Bermain membantu mereka tahu apa yang disukai dan apa yang tidak disukai. Selama bermain mereka bisa berpura-pura seperti apa rasanya menjadi orang lain, seperti pemadam kebakaran, dokter, ibu, atau guru. Mereka bahkan bisa pula berpura-pura mereka adalah bayi atau seorang kakek.

d. Bermain merupakan hal yang penting karena membantu anak-anak belajar dan tumbuh melalui cara membantu mereka merasa baik tentang diri mereka sendiri.
Anak-anak menikmati masa bermain. Lebih mudah untuk belajar ketika kita santai. Kami mengingat hal-hal yang kami lakukan ketika segala sesuatunya menyenangkan. Bahkan ketika bermain dirasa sulit, anak-anak tetap berantusias ketika mereka mendapati bahwa mereka dapat mengontrol tubuh dan tindakan mereka. "Saya melakukannya!" berarti "Aku merasa baik." Permainan yang baik menawarkan keberhasilan anak-anak.

e. Bermain merupakan hal yang penting karena merupakan cara berlatih untuk menjadi dewasa.
Saat bermain, anak-anak belajar untuk memperhatikan dan tetap fokus pada kegiatan yang dilakukan. Mereka belajar untuk menghadapi masalah dan menyelesaikannya. Bermain membantu mengajari mereka tentang apa yang benar dan salah. Mereka belajar untuk menjadi sportif, jujur, dan tidak curang. Anak-anak mengembangkan imajinasinya saat bermain. Mereka belajar untuk mengikuti aturan. Semua keterampilan ini adalah hal yang penting ketika anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa.


2. JENIS-JENIS PERMAINAN

Apakah Anda pernah memikirkan tentang cara permainan yang berbeda untuk anak-anak? Anda bisa membuat daftar yang panjang, tapi lebih mudah untuk diingat jika kita mengelompokan cara-cara tersebut.

a. Aktif, Permainan Fisik
Anak-anak seharusnya aktif. Mereka akan berayun, memotong, melihat, berguling, berputar, dan berlari. Mereka akan memiliki kompetisi dan perlombaan. Mereka akan membentuk tim dan bermain kejar-kejaran atau lompat tali saja. Anak-anak membutuhkan banyak ruang untuk bermain. Anak-anak juga suka menari.

b. Dramatis, Permainan Imajinatif
Jenis permainan ini adalah untuk membuat percaya, dimana anak-anak dapat bertindak di luar keinginan mereka: "Aku berharap aku seorang putri, mari berpura-pura kita pergi ke bulan, mari kita bermain masak-masakan, saya akan menjadi petugas pemadam kebakaran." Anak-anak bisa berpura-pura menjadi sesuatu, seperti orang dewasa, binatang, mobil, atau bahkan pisang! Anak-anak dapat bermain keluar dari cerita, menulis naskah drama, atau memiliki sirkus.

c. Kreatif, Permainan Ekspresif
Anak-anak bebas untuk menciptakan hal-hal baru, seperti gambar, desain, dan cara untuk melakukan sesuatu. Mereka melukis, memotong, menjahit, menggambar, membangun, meniup, dan menulis. Mereka bernyanyi, bersenandung, meniup peluit, atau memukul drum.

d. Permainan Sosial
Anak-anak suka bermain sendiri, tapi di usia sekitar 3 tahun mereka akan mulai bermain dengan orang lain. Pikirkan semua hal yang dapat dilakukan oleh dua orang anak atau lebih. Permainan sosial adalah interaksi antara anak-anak. Permainan berkelompok, perlombaan, berbicara satu sama lain di telepon mainan, dan bermain rumah-rumahan adalah kegiatan sosial.

e. Permainan Mental
Permainan mental adalah mengeksplorasi dan menemukan. Kata, angka, menyentuh, mencicipi, dan melihat adalah bagian dari permainan mental. Anak-anak menggunakan pikiran mereka untuk mengingat kartu apa yang telah dimainkan dan merencanakan bagaimana caranya untuk memenangkan permainan kartu. Bahkan seorang bayi yang belajar bahwa ketika orang tua mengambil apa yang dijatuhkannya dari sebuah kursi tinggi menjadi sebuah permainan mental. Anak-anak menghitung dan membaca. Mereka mulai mengkoleksi; kupu-kupu, perangko, serangga, dan koin dan belajar untuk mengklasifikasikannya. Menyenangkan untuk menemukan hal yang baru dan menambahkannya ke dalam koleksi. Anak-anak menceritakan lelucon dan teka-teki tentang bunga yang tumbuh secara alami dan juga belajar warna dari balon.


3. BAGAIMANA BISA BERMAIN DAPAT MEMBANTU PERTUMBUHAN ANAK-ANAK?

Bermain membantu anak-anak tumbuh dan berubah dalam empat cara: secara fisik, mental, sosial, dan emosional. Ketika Anda belajar tentang ini, ada satu hal penting untuk diingat: setiap anak berbeda. Anda akan menyadarinya saat melihat anak-anak bermain. Anda akan melihat perbedaan pada anak-anak yang satu usia. Seorang anak yang sekarang tidak bisa melempar bola sama sekali, mungkin bisa melempar bola lebih baik dari anak-anak lain, pada saat Anda melihatnya di lain waktu. Ingat, terdapat jalur perkembangan yang serupa dan akan dilewati oleh setiap anak, namun kecepatan dan cara setiap anak berkembang akan berbeda-beda. Beberapa bayi merangkak dalam jangka waktu yang lama, sementara bayi lainnya berdiri dan berjalan tanpa merangkak banyak sekali. Bahkan anak tumbuh dan berkembang dengan cara dan waktu yang berbeda-beda. Memahami bahwa ada perbedaan pada setiap individu dalam kecepatan dan gaya pertumbuhan merupakan prinsip penting dari perkembangan manusia.

a. Bermain dan Perkembangan Fisik

Ketika anak-anak bermain mereka belajar menggunakan otot. Kegiatan motorik berat melibatkan otot-otot besar. Kegiatan motorik ringan melibatkan penggunaan otot yang lebih kecil. Otot-otot besar seperti di lengan dan kaki menjadi lebih kuat dan bekerja lebih baik saat anak-anak berjalan, melompat, berlari, dan memanjat. Otot-otot kecil di jari tangan dan kaki menjadi lebih terkontrol.

Para bayi memegang dengan seluruh tangannya, sementara anak berusia 4 tahun dapat dengan mudah memegang benda dengan potongan-potongan kecil. Kemampuan menyeimbangkan diri diperoleh melalui latihan berjalan di sepanjang trotoar, memanjat pohon, bergelantungan dari tiang pegangan ke tiang pegangan lain, dan melompat pada bidang datar yang telah diberi garis (engklek). Ketika bagian-bagian tubuh bekerja secara bersamaan sehingga terlihat bahwa seluruh tubuh bergerak dengan lancar dalam berrmain, inilah yang disebut dengan koordinasi motorik.

Anak-anak memiliki banyak energi. Mereka membutuhkan banyak kesempatan untuk melakukan permainan fisik guna membakar energi, maka mereka akan tidur dan makan dengan lebih baik, sehingga mereka akan terus bertumbuh. Pada semua umur, kemampuan koordinasi motorik tergantung dari pengalaman bermain.

Jika anak-anak tidak memiliki cukup kesempatan untuk menggambar dan melukis, mereka tidak akan terampil sebagaimana anak-anak yang telah memiliki kesempatan/pengalaman tersebut. Seorang bayi yang melihat sebuah ponsel berwarna-warni di atas tempat tidur bayi sedang mengembangkan otot matanya. Mata anak-anak mengikuti gerakan dan warna.

Ketika anak-anak belajar berjalan, mereka terlihat seperti ingin menarik segala sesuatu yang ada di dalam ruangan. Balita melompat dan berlari membangun sebuah blok menara. Anak prasekolah menggunakan palu kayu untuk memukul pasak mainan, naik sepeda roda tiga, dan memanjat. Mereka mengambil potongan puzzle dan menyusunnya kembali. Dalam melakukan hal ini mereka belajar untuk menggunakan jari-jari mereka. Mereka ingin menyentuh es di dalam gelas atau ingin mencoba rasa dari sebuah sabun.

Anak-anak usia sekolah terus tumbuh. Anak-anak berusia 6 dan 7 tahun menggunakan krayon dan gunting untuk mewarnai dan memotong. Anak-anak berusia 8 dan 9 tahun bisa memukul bola dengan tongkat, naik sepeda, lompat tali, dan bermain bola bekel. Anak-anak yang lebih tua mulai menjahit menggunakan benang dan jarum, menangkap bola, serta membangun model pesawat atau mobil.

b. Bermain dan Perkembangan Mental

Ketika anak-anak bermain mereka belajar untuk menggunakan pikiran mereka. Seorang psikolog terkenal anak, Jean Piaget, yang mempelajari bagaimana anak-anak berkembang, telah banyak membantu kita tentang bagaimana anak-anak belajar. Mereka belajar melalui indera mereka, dengan mencicipi, mencium, melihat, merasakan, dan mendengar hal-hal yang berbeda di mana pun mereka bermain. Mereka belajar ukuran, warna, tekstur, dan berat. Menghitung bagi anak usia dini dapat mengarah pada kemampuan penalaran dan logika di masa sekolah nantimya.

Permainan harus cukup sulit untuk dapat menantang anak, namun cukup mudah untuk mencegah kegagalan dan frustrasi jangka panjang. Anak-anak mudah bosan dengan mainan dan permainan yang terlalu mudah. Tantangan untuk membuat sesuatu bekerja, mencari tahu masalah (seperti menyusun puzzle), membangun atau menata ulang sesuatu membantu anak-anak tumbuh.

Anak-anak melakukan banyak eksperimen saat bermain. Mereka menemukan dengan sendirinya bahwa kotoran rasanya mengerikan. Sambil bermain mereka belajar bahwa beberapa mainan lebih berat daripada yang lain, bahwa bola memantul, dan perahu mengapung. Mereka mempelajari nama-nama warna dan bahwa beberapa hal akan menyakiti mereka. Mereka belajar untuk meniru apa yang orang lain lakukan dan bagaimana berbagi pekerjaan.

Anak-anak suka berpikir keras tentang apa yang mereka lakukan dan mencoba ide-ide mereka sendiri. Mereka dapat memecahkan masalah dalam permainan balok bangunan sehingga mereka dapat berdiri tinggi. Menemukan potongan-potongan puzzle yang harus ditempatkan di tempat-tempat tertentu dan mengenakan pakaian atau membuka baju boneka merupakan kegiatan pemecahan masalah menyenangkan. Bermain membantu pikiran dan tubuh untuk bekerja sama dalam menyelesaikan tugas.

Imajinasi kreatif anak-anak digunakan ketika mereka harus membuat sesuatu dari bahan-bahan tertentu. Seorang anak dapat memutuskan apa yang harus dilakukan dengan blok, pasir, kertas, air, kotak, cat, krayon, pasta, instrumen ritme, alat-alat, material-material lain atau bahkan kostum untuk dikenakan. Yang benar-benar menyenangkan dari bermain berasal dari melakukan sesuatu dengan berbagai benda. Hanya menonton orang lain melakukan sesuatu atau melihat mainan mekanik tidak memberikan anak kenikmatan dalam berkreatifitas.

c. Bermain dan Perkembangan Sosial

Bagaimana anak-anak menjalin hubungan dengan orang lain disebut perkembangan sosial. Orang yang mempelajari tentang anak melihat bahwa cara anak-anak berhubungan dengan orang lain berbeda-beda sesuai usia anak.

1). Permainan awal (bayi)
Kebanyakan bayi bermain hanya dengan orang tua dan anggota keluarga lainnya. Para bayi menyukai cara bermain seperti berikut ini dan memberikan pengaruh perasaan yang tenang bagi bayi. Anda bisa menyanyi untuk bayi, menggerakkan tangan dan kaki mereka, menyenggol perut mereka, dan bayi akan tersenyum, tertawa, dan merasa geli. Ketika usia bayi bertambah, permainan sederhana seperti cilukba menyenangkan baginya. Para bayi sangat menyukai perasaan tenang dan damai yang datang dari diajak bicara dan didekati.

2). Bermain seorang diri (Bayi berusia  1 tahun)
Bayi suka bermain seorang diri. Pada usia ini, ia hanya akan sedikit bermain dengan bayi yang berusia sama, meskipun mereka mungkin saling berdekatan/bertetangga. Bayi yang lebih tua, sekitar 2 ½ tahun akan mulai menjalin hubungan dengan anak lain yang ditunjukan melalui tindakan menyentuh dan berbicara dengan mereka.

3). Bermain berdampingan (Prasekolah)
Pada tahap ini, anak-anak menikmati kebersamaan satu sama lain, tetapi mereka tidak banyak berinteraksi. Mereka akan bermain berdampingan, menonton, dan mendengarkan satu sama lain. Mereka kadang-kadang berkelahi untuk memperebutkan mainan yang sama-sama disukai.

4). Bermain Dalam Aktifitas yang Sama (Pra sekolah)
Anak-anak masih bermain seorang diri. Mereka sering melakukan hal yang sama seperti anak-anak lain, tetapi sebenarnya mereka tidak melakukannya bersama-sama. Anak-anak duduk berdampingan di bak pasir akan mengulangi apa yang lainnya lakukan.

5). Bekerja sama dalam bermain (Pra sekolah)
 Ketika kemampuan berbicara dan mendengar lebih maju, anak-anak mulai bisa berkomunikasi. Mereka berencana, dan saling menceritakan apa yang harus dilakukan. Mereka menanggapi apa yang orang lain lakukan. Mereka berpura-pura untuk bermain rumah-rumahan, menjadi ibu dan ayah, dan mencoba menjalin hubungan.

6). Bermain lebih lanjut (sekolah)
Dalam struktur anak usia sekolah, bermain dengan aturan dan batas waktu. Semua yang dilakukan bersama-sama ini diharapkan dalam permainan secara sportif. Mereka memilih dan membentuk tim. Mereka bergiliran.

d. Bermain dan Perkembangan Emosional

Menggambar, melukis, dan musik mendorong ekspresi diri. Bermain membantu anak-anak merasa lebih baik karena mereka juga belajar untuk mengendalikan tindakan dan tubuh mereka. Mereka senang ketika belajar menikmati keindahan warna, irama melodi, atau aksi permainan. Bermain dengan boneka, boneka binatang, atau alat tukang kayu juga dapat membantu mereka mengekspresikan kemarahan atau rasa kesakitan. Mereka sering mengekspresikan perasaannya saat bermain yang tidak berani mereka tunjukan dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak menunjukan harapan dan ketakutannya dalam permainan yang melatih kreatifitas mereka.

Ketika anak-anak didorong untuk menceritakan kisah mereka sendiri, melukis gambar mereka sendiri, mengekspresikan perasaannya, atau membangun dunia imajinasinya sendiri, mereka akan merasa lebih mampu mempercayai harapan dan cita-cita mereka sendiri. Tanpa dukungan itu, impian mungkin memudar. Ambisi dan aktualisasi diri mungkin menurun. Meringkuk bersama anak-anak dan dengan lembut menepuk atau mengelus mereka dapat memberikan anak-anak rasa aman. Ketika tidak ada seseorangpun di sekitar untuk bermain dengan anak, selimut hangat atau mainan binatang berbulu akan menghibur anak.

1). Anak-anak berusia 4 dan 5 tahun siap untuk permainan sosial yang lebih terorganisir.
Mereka telah tumbuh, jauh dari yang semula hanya tertarik pada ide-ide mereka sendiri menjadi tertarik pada tindakan dan perasaan orang lain. Anak-anak prasekolah senang mengenakan pakaian/kostum dan berpura-pura. Mereka membutuhkan kostum, topi, sepatu hak tinggi, dompet, bermain uang, atau apapun yang orang dewasa pakai. Menyediakan kostum, pakaian dan peralatan atau perabotan mendorong anak-anak prasekolah ke arah yang lebih kreatif, seperti bermain drama. Kotak kardus besar yang bisa dimainkan menjadi sebuah rumah atau toko juga menyenangkan. Kegiatan ini memberikan mereka kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya, emosi, dan bagaimana cara pandang mereka tentang penilaian dunia terhadap mereka sendiri.

Praktek memerankan orang dewasa ini mengarahkan anak ke pemahaman menjadi orang dewasa dengan memberikan anak kesempatan untuk bermain menjadi orang dewasa. Anak-anak prasekolah belajar bagaimana rasanya menjadi besar. Mereka berpura-pura, membayangkan, membuat, dan meniru apa yang mereka pikir seperti apa bertumbuh itu. Mereka berlatih dengan teman-teman mereka. Permainan kreatif menggabungkan unsur imajinasi dan fantasi dengan apa yang nyata.

2). Anak prasekolah belajar dengan cepat melalui bermain.
Mempelajari perbedaan dalam cara merasakan, melihat, dan mendengar membantu anak-anak mengembangkan keterampilan intelektual. Kosakata anak menjadi lebih luas melalui belajar tentang warna dan ukuran dalam kegiatan bermain. Sebagaimana anak-anak berkembang secara fisik melalui berjalan, dan melompat, mereka belajar bertindak melalui kata-kata.

Memberikan anak kesempatan untuk bermain dengan akhir yang berantakan juga merupakan pengalaman belajar. Bermain di lumpur, pasir, air, lukisan dan mewarnai memberi anak rasa kebebasan dan kesempatan lain untuk memperkuat imajinasi dan kreativitas mereka. Anak-anak prasekolah tidak berbohong ketika mereka menceritakan kisah indah dan menarik tentang hal-hal yang orang dewasa tahu itu tidak benar. Mereka menjadi kreatif.

3). Anak-anak Usia Sekolah Dasar
Anak-anak masuk SD pada usia 6 atau 7 tahun. Pada saat ini, bermain dapat diarahkan ke arah tujuan tertentu seperti belajar membaca. Permainan kata, tanah liat, puzzle/teka-teki, dan permainan yang dirancang untuk membuat belajar menyenangkan, digunakan secara luas di sekolah-sekolah.

Untuk pertama kalinya, anak-anak ini mungkin ingin membacakan cerita favorit untuk Anda. Kebutuhan mereka akan impian dan bermain peran dapat dipenuhi dengan buku-buku komik dan dongeng. Mereka ingin mencoba melakukan sesuatu, tetapi mungkin menyerah sebelum selesai. Bahan-bahan dan model yang digunakan harus sederhana, dan dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Permainan kartu menyenangkan dan memberikan kesempatan untuk belajar aturan dan mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih kompleks. Catur dan Othello juga membantu anak berpikir ke depan.

Banyak anak-anak pada usia ini senang bermain dengan hewan peliharaan kecil, tapi mereka membutuhkan bantuan dalam melatih dan merawat mereka. Pada saat ini anak-anak mungkin memilih mainan dan teman-teman bermain mereka sendiri.

4). Anak-anak SD usia 9 s/d 12 Tahun
Beberapa tahun kemudian ketika anak-anak berusia 9 sampai 12 tahun, mereka dapat melakukan banyak hal. Mereka tetap tertarik dalam kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan dalam jagka waktu cukup lama. Mereka bisa menyelesaikan permainan monopoli atau menyelesaikan sebuah kerajinan kulit. Mereka senang mengkoleksi berbagai benda. Mereka mulai membaca cerita petualangan dan misteri.

Anak-anak ini bisa menghabiskan waktu yang cukup lama sendirian, membaca, merajut, menyelesaikan puzzle bersama-sama, atau hanya melamun. Mereka sering melakukan apa yang menjadi idenya sendiri dan bersama anak-anak yang lain melakukan eksperimen dan penemuan yang hasilnya mungkin berhasil atau malah tidak berhasil. Anak-anak pada usia ini sangat antusias akan permainan tim dan olahraga, terutama jika mereka menang. Perasaan mereka juga menjadi lebih intens, dan kekalahan atau terpilih terakhir di dalam tim bisa menjadi pengalaman yang menyedihkan dan emosional. Bagaimana anggapan teman-teman terhadap dirinya menjadi sesuatu yang penting.

Selama tahun-tahun terakhir sebelum SMP, anak perempuan akan mulai menunjukkan rasa tertarik pada anak laki-laki, biasanya dengan menggoda secara main-main. Namun, sebagian besar waktu menyenangkan mereka akan dihabiskan dalam kelompok berjenis kelamin yang sama. Menginap bersama-sama di rumah salah seorang teman dan menonton film merupakan hal menyenangkan untuk dilakukan bersama-sama.


4. USIA DAN TAHAP BERMAIN

Dari sejak lahir hingga usia 18 bulan, bermain dilakukan menggunakan panca indera. Para bayi melihat, mencium, mendengar, merasakan, dan menyentuh. Mereka belajar tentang dunia di sekelilingnya dengan cara ini. Informasi yang didapat dari cara yang sederhana ini oleh seorang merupakan hal yang penting untuk di kemudian hari.

a. Bayi
Begitu bayi membuka mata, orang tua dapat memberikan gambar berwarna cerah di sekitar ruangan, usahakan untuk sering mengubah posisi tidur dan posisi gambar. Berfokus pada gambar memperkuat otot mata dan mendorong bayi untuk waspada. Cahaya, mainan yang digantung mendorong mobilitas latihan mata. Ketika bayi sudah dapat memegang sesuatu mainan bayi yang terbuat dari karet dan lembut yang dapat bersuara, membantu bayi dalam merasakan sesuatu dan mendengar suara khas. Satu set mainan bayi menggantung yang cerah dan berwarna-warni juga akan membantu dalam pertumbuhan fisik. Meskipun anak dapat bermain sendiri, selama periode bermain tersebut, orang tua harus terlibat. Menyanyi dan memeluknya adalah salah satu cara penting dalam terlibat permainan dengan bayi kita.

Ketika bayi mulai duduk, mainan mereka mungkin perlu diubah. Mereka sekarang siap untuk manik-manik plastik, dan menikmati setiap benda yang bisa bergerak dan berwarna. Ketika bayi mulai merayap, mereka siap untuk buku kain bergambar, bola, dan mainan lembut, empong karet. Lagu nina bobok dengan irama pelan dan nada sama yang diulang akan terdengar menyenangkan untuk bayi yang lebih besar.

b. Balita
Dari usia 18 bulan hingga 4 tahun, anak-anak sangat aktif. Balita mendapat kesenangan dari mainan yang lebih besar seperti sepeda roda tiga, mainan gerobak, atau mobil-mobilan yang bisa dinaiki. Penggunaan mainan ini membantu mengembangkan koordinasi otot besar dan memberikan pengalaman dalam melatih keterampilan dasar. Bermain pasir dan bermain air adalah cara menyenangkan untuk menjelajah dan bereksperimen dengan ukuran, bentuk, dan berat. Balita akan lebih ingin tahu tentang simbol, angka, dan huruf. Mereka senang mendengar seseorang berulang-ulang membaca cerita favorit mereka. Balita yang lebih besar mendapat manfaat dari bermain dengan anak-anak lain. Pada usia tiga tahun anak-anak menjadi lebih sosial dan ingin bersama orang lain. Bermain dengan anak lain sangat penting pada usia ini. Melalui kontak dengan anak-anak lain, mereka belajar sopan santun, bagaimana bekerja sama, pentingnya persahabatan, berbagi, dan menunggu giliran. Selama usia ini, anak-anak juga mulai mencoba kekuatannya. Mereka mungkin mengancam, menendang dan melawan, atau mendorong anak menjauh dari kelompok mereka. Mereka bahkan mulai mengeksplorasi perbedaan jenis kelamin mereka.

c. Usia Pra Sekolah, Bagaimana Anda Bisa Membantu Anak Bermain?
Sebelum Anda mulai bermain dengan anak-anak, ada satu hal penting yang perlu diingat: Saat mereka bermain, Anda juga sedang belajar. Melihat dan mendengarkan. Mengamati bagaimana mereka menerapkan pengalaman sebelunya dalam bermain hari ini. Perhatikan bagaimana mereka berinteraksi dalam kelompok. Lihatlah suka dan duka mereka. Pelajari apa yang mereka anggap penting dengan mengamati permainan mereka. Pelajari bagaimana mereka berpikir dan menyusun rencana. Lihat kemampuan mereka. Cari tahu kepribadian mereka. Tidak peduli, apakah Anda seorang ibu, ayah, kakak perempuan, kakak laki-laki atau pengasuh, ada banyak hal yang perlu diingat tentang peran dan bagian Anda dalam permainan anak.

1). Mengetahui Apa yang Harus Dilakukan
Pelajari dan bacalah tentang perkembangan anak. Sediakan mainan dan kegiatan yang tepat sesuai tahap-tahap perkembangan anak. Ketahui apa yang diharapkan. Ketahui apa yang mungkin terjadi dan apa yang harus dilakukan. Misalnya, belajar bagaimana menanggapi jawaban yang salah dari seorang anak, atau tanggapan saat anak kalah dalam sebuah permainan.

2). Memberikan Contoh yang Baik
Anak-anak akan meniru apa yang orang lain lakukan. Nikmati waktu bermain dengan anak dan bersenang-senanglah. Bermain sportif. Tunjukan antusias Anda dan berbaik hatilah. Tunjukan juga cara cara berbagi dan bergiliran.

3). Pastikan Keselamatan dan Keamanan Anak
Berikanlah ruang yang cukup. Periksa mainan dan bahan-bahan kreatifitas lainnya. Antisipasi kemarahan, perilaku destruktif, dan hentikan permainan apabila dirasa kurang aman.

4). Persiapkan kebutuhan Bermain Anak
Jika anak-anak sudah siap untuk bermain berkelompok, sebaiknya bermain dengan anak di usia yang sama. Sediakan kesempatan untuk bermain baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Sediakan pula mainan yang dapat membuat anak bermain dengan aktif tetapi tetap tenang. Dekati anak saat bermain, Anda harus dalam posisi melihat antara mata dengan mata, yang berarti turut duduk di lantai atau menggendong mereka.

5). Ikutilah Mereka
Kali ini, merupakan hal yang terbaik jika Anda mendorong anak-anak untuk memilih jenis permainan. Mintalah sekali saja, jika mereka ingin bermain sesuatu. Jangan terburu-buru atau memaksa. Pertama, Anda akan perlu mengamati anak-anak saat bermain. Kedua, Anda dapat bermain dengan mereka, tapi ingat hanya untuk mengikuti dan tidak mengarahkan. Lakukan dengan cara mereka. Ketiga, Anda dapat menunjukkan cara baru dalam bermain dari apa yang mereka sudah pernah mainkan. Jika seorang anak bermain dengan satu boneka, perkenalkan boneka kedua dan memulai percakapan. Akhirnya, duduk kembali dan amati apa yang anak akan lakukan dengan ide baru ini. Bermainlah hanya selama anak tertarik, karena anak juga mudah bosan, dan jangan paksa mereka.

6). Jadilah Kreatif
Sediakan bahan-bahan kreatif. Dorong mereka untuk percaya. Cobalah untuk melakukan hal-hal dengan cara yang baru dan berbeda. "Bagaimana jika ..." adalah awal yang baik. Biarkan anak laki-laki bermain dengan boneka, dan gadis-gadis bermain dengan truk mainan. Ketika anak-anak bermain Anda dapat melihat apa yang mereka lakukan, sehingga Anda tidak perlu bertanya. Pikiran dan perasaan memang tidak bisa dilihat. Mungkin Anda harus bertanya tentang pikiran dan perasaan anak saat bermain. Ini akan membantu Anda memahami seluruh anak.
Ingat:
- Kasih sayang dari Anda = keamanan untuk anak
- Rasa hormat dari Anda = Rasa percaya diri anak
- Persetujuan dari Anda = konsep diri yang kuat untuk anak


5. BELAJAR DARI PENGALAMAN

Berikut adalah beberapa saran mengenai kegiatan yang harus dilakukan sehingga Anda akan belajar lebih banyak tentang bermain dan anak-anak. Jadilah kreatif dalam memilih kegiatan Anda.

a. Amati anak-anak saat bermain pada setiap kesempatan yang Anda dapatkan. Jangan berpartisipasi, tapi amati hal-hal kecil, seperti mata mereka. Dengarlah kata-kata, nada, dan kecepatan bicara mereka.

b. Berinteraksilah dengan orang tua yang anaknya bermain dengan Anda. Koordinasikan tentang kebiasaan dan kesukaan dari anak tersebut dan anak Anda sendiri.

c. Ikut berpartisipasi dalam permainan hanya satu orang anak.
- Ambil anak untuk naik sepeda roda tiga atau mobil-mobilan.
- Mainkan sebuah alat musik.
- Ajak ke taman bermain.
- Bermain peran, seperti permainan minum teh bersama,  bermain jual beli di toko, bermain naik kereta api, atau bermain sekolah-sekolahan.
- Membuat kue, mie atau makanan lain yang enak untuk dimakan.
- Membuat bangunan dengan blok.
- Ajak berjalan-jalan dan mendengarkan sesuatu.
- Ajarkan permainan jari untuk anak prasekolah.
- Baca cerita.
- Bermain bola bekel atau lompat tali.

d. Berpartisipasi dalam kegiatan bermain dengan sekelompok anak-anak.
- Memimpin kelompok dalam permainan, seperti menjadi seorang petani di sebuah peternakan, bernyanyi dan berpegangan dalam kelompok.
- Bermain mengeja kata.
- Ceritakan sebuah cerita dengan alat bantu boneka.
- Selenggarakan sebuah pertandingan di halaman rumah, seperti lomba berlari atau bermain sepakbola, bola tangan dll.

e. Buatlah data/catatan dari kegiatan bermain untuk anak-anak yang berusia berbeda. Periksalah kembali data/catatan tersebut sebelum anak Anda bermain.

f. Buatlah tampilan yang dapat menunjukkan:
- Bahan yang berguna untuk berpura-pura dan bermain kostum,
- Buku-buku yang disukai anak sesuai usia.
- Bagaimana tiga orang anak berusia berbeda memegang krayon dan sesuaikan dengan kreativitas menurut usianmereka, dan
- Sepuluh benda (bukan mainan) di sekitar rumah yang mudah ditemukan dan dapat dijadikan bermain anak dengan aman.

g. Siapkan poster yang menunjukkan:
- Bagaimana cara bermain aman,
- Cara bermain dan menyimpan pasir kinetik.
- Tiga macam mainan untuk bayi (yang menjelaskan mengapa mereka akan menjadi pilihan terbaik),
- Mengapa anak-anak perlu bermain (gunakan gambar dan), dan
- Bagaimana permainan sosial anak berubah saat mereka tumbuh menjadi besar (gunakan gambar).

h. Buat kegiatan bermain atau bahan bermain untuk anak.
- Buat puzzle,
- Buat alat musik, seperti botol air mineral, atau peluit,
- Buat boneka.

i. Jelaskan secara tertulis bagaimana seorang anak membuat tumpukan blok.

j. Isi grafik mengenai bagaimana  perkembangan anak tergantung pada proses bermain.

k. Siapkan kotak kerajinan untuk anak-anak.
Kotak tersebut untuk menyimpan berbagai barang dan dapat dimainkan ketika anak merasa bosan. Letakkan gunting tumpul ke dalam kotak besar. Tambahkan sebotol lem dan paket kertas berwarna untuk digunakan sebagai latar belakang kotak. Ajak mengelilingi rumah dan kumpulkan benda-benda dari setiap kamar. Lemparkan beberapa bola kapas, tisu, kertas-kertas dan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai.
Tambahkan tusuk gigi, kosong handuk kertas gulungan, paket kosong kecil (kismis, pasta, rempah-rempah), serbet kertas, kacang kering dan pasta, dan dapat label kosong dari dapur. Lihat di lemari dan laci di kamar tidur, dan kumpulkan perhiasan imitasi dan kardus bekas. Lihatlah di ruang tamu untuk majalah tua, katalog, memo kain, manik-manik, pita, dan benang. Anda mungkin menemukan amplop tua bekas, label, kartu ucapan, kartu pos lama, kartu indeks, dan kertas memo di ruang baca. Anda harus memiliki cukup persediaan. Kosongkan terlebih dahulu kotak tersebut. Sebelum Anda dan anak-anak melemparkan benda-benda tersebut ke dalam kotak kerajinan.

l. Sediakan mainan-mainan yang tepat sesuai usia anak.

#terimakasihgoogle

Tidak ada komentar:

Posting Komentar