Kamis, 02 Februari 2017

Mainan Edukasi ABACA Flashcard, Sejarah dan Filosofi Penemuannya (Bagian 5-Tamat)


K. APA YANG TERJADI JIKA MENGAJARI MEMBACA PADA ANAK YANG BELUM SIAP?

Anak-anak yang belum siap belajar simbol atau huruf, lalu orang tua “sedikit memaksa mereka” untuk mempelajarinya, maka mereka cenderung tidak mampu membedakan huruf dengan gambar (umumnya yang usianya 3 tahun ke bawah). Mari kita lakukan eksperimen berikut.

Sodorkan kartu Abaca ke anak Anda. Untuk anak usia di bawah 3 tahun, rata-rata (tidak semua tapi kebanyakan anak-anak) akan susah membedakan antara gambar dengan huruf. Contoh, sodorkan kartu “ba” ABACA Flashcard. Jika anak kita termasuk yang belum siap belajar membaca, salah satu cirinya adalah menyebutkan suku kata “ba” dengan “balon.” Dan terkadang ketika melihat gambar balon, anak mengatakan bahwa itu “ba”. Bila anak Anda termasuk yang demikian, dan bila ia ngotot main, maka coba lakukan permainan mengklasifikasikan yang mana gambar dan yang mana huruf.

Contohnya sebagai berikut:

Sambil mengeluarkan Abaca, tanyakan pada anak mengenai gambar-gambar yang ada pada kartu. Ketika menyodorkan huruf “ba”, tanyakan padanya, “apakah ini gambar atau huruf?” Biarkan ia menjawab apakah itu gambar atau huruf. Bila anak sudah bisa membedakan mana yang gambar dan mana yang huruf dan tidak ada kesalahan sama sekali, untuk menyatakan ia siap diperlukan beberapa tes yang harus dilalui. 

(baca kembali tentang KAPAN SEBAIKNYA MULAI BELAJAR MEMBACA DAN BERHITUNG (Calistung)?)

Ada sebagian anak yang bahkan sudah bisa membedakan mana yang gambar dan mana yang huruf tapi dia susah sekali mengingat bentuk huruf. Ketika menghadapi jenis anak yang menghadapi kendala ini, cobalah untuk mengetes kemampuannya terhadap perbedaan warna dan bentuk (bulat, segitiga, elips, dll).

Anak-anak yang memiliki kesulitan membedakan warna dan bentuk, akan memiliki kesulitan pula membedakan huruf-huruf dalam alphabet. Dikarenakan alphabet melibatkan bentuk-bentuk yang kompleks, dengan nama-nama yang kompleks, yang tingkat kesulitannya di atas materi perihal warna (termasuk warna kompleks mirip hijau belia, hijau tua, dll) dan bentuk. Artinya, jika anak Anda masih kesulitan membedakan bentuk dan warna, maka tunda dulu mengajarkan materi simbol.

Umumnya anak-anak usia di bawah 4 tahun susah diajak gabung atau kerja sama. Tapi bila sang anak hanya ingin mengubah alur game atau merengek minta reward, maka tidak masalah. Ikuti saja alur yang diminta. Inti dari metode Abaca ialah benar-benar full “bersenang-senang dengan anak.” Jadi selama anak enjoy dengan apa yang dilakukannya meskipun minta reward terus-terusan, maka ikuti saja kemauannya. 

Tapi jika anak susah fokus, maka hentikan permainannya dan tunggu hingga anak benar-benar siap. Tes kesiapan anak setiap 4 bulan sekali untuk mengetahui progresnya. Anak telah hafal 5 huruf, namun ketika huruf-huruf tersebut disusun menjadi kata dengan menjejerkan 2 kartu menjadi kata, mereka ternyata malah lupa dengan huruf yang dipelajari sebelumnya. 

Mengapa hal ini terjadi? 

Analoginya mirip ketika Anda dipaksa untuk belajar aljabar dalam Matematika ketika masih kelas 1 SD. Bagaimana perasaannya Anda ketika disodori rumus Matematika dalam 1 lembar halaman A4, lalu Anda diminta menghafalnya? 

Seperti itulah yang sebagian besar dirasakan oleh anak-anak ketika menghadapi huruf di saat otak mereka belum berkembang tepat. Sehingga mereka bisa lupa karena tidak paham dengan apa yang sedang dihafalnya. Itulah sebabnya, sebelum mengajarkan simbol kepada anak, orang tua wajib melaksanakan tes kesiapan.

Karena mengajari anak yang sudah siap membaca jauh lebih gampang dibandingkan dengan yang belum siap. Agar hasil akhirnya memuaskan, anak-anak yang sudah siap belajar simbol memerlukan metode yang ramah otak agar proses belajar menjadi menyenangkan dan progresnya cepat.


L. BAGAIMANA JIKA ANAK YANG BELUM SIAP BELAJAR MEMBACA TAPI MAU MAIN ABACA?

Sebagian anak yang belum siap belajar membaca, ingin sekali bermain ABACA dengan Bundanya. Padahal anak tersebut memiliki ciri-ciri anak yang belum siap belajar simbol. Apakah boleh melanjutkan permainan?


Boleh, akan tetapi bukan dengan bermain simbol (huruf), tapi ubah permainannya dengan main tebak gambar dan fungsinya. Sebagian anak memiliki kemampuan bahasa yang lemah, sebab kurang distimulus bahasa. Pada usia 0-6 tahun, jendela syaraf bahasa di otak belum tertutup sehingga memaksimalkan belajar bahasa sangat disarankan untuk orang tua. Agar perkembangan bahasanya makin pesat. 

Nah, gunakan momen itu untuk mengembangkan kemampuan bahasanya dengan cara bermain tebak gambar. Bukan tebak huruf. Contoh Anda ambil kartu “pa”, lalu tanyakan ke anak, “Benda apakah yang biasa digunakan sewaktu hujan agar tidak kehujanan?”

Biarkan anak menjawab. Jika anak belum tahu maka beritahukan dulu jawabannya. Akan tetapi jika anak sudah mulai hafal gambar, maka bermainlah menggunakan papan main es krim. Kuda-kuda atau kerang boleh berjalan di atas papan main sesuai dengan jumlah poin yang tertera pada kartu.

Apakah cara ini juga dapat digunakan oleh anak yang mengalami keterlambatan bahasa di usia yang lebih tua?

Ya. Betul sekali. Cara yang sama dapat digunakan untuk terapi bahasa anak-anak yang mengalami keterlambatan bicara.


M. APAKAH ANAK BISA BOSAN DENGAN ABACA?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, mari kita analogikan dengan makanan favorit. Kita pasti pernah amat menyukai makanan, sebab rasanya enak sekali. Tapi rasa makanan bisa saja berkurang, jika kita terlalu sering memakannya. Kita pun bosan terhadap makanan favorit jika setiap hari tersaji di atas meja. Itulah sebabnya kita membutuhkan variasi menu agar tidak bosan.

Begitu pula dengan barmain ABACA, meskipun Abaca merupakan permainan favorit, akan tetapi jika terlalu sering dimainkan, sebagian anak akan merasa bosan (pada beberapa kasus Anak Berkebutuhan Khusus dan beberapa anak tanpa masalah perkembangan, tidak mengalami kebosanan meskipun bermainnya diulang-ulang). Tapi kita tidak sedang membahas mereka. Kita akan bahas, bagaimana cara menyiasati anak yang bosan bermain Abaca?

Berikut langkah yang perlu ditempuh jika menghadapi anak yang bosan main ABACA:

1. Analisis masalahnya. Anak-anak umumnya merasa bosan jika materi terlalu mudah, atau terlalu sulit. Materi terlalu mudah, membuat anak menjadi malas. Cara menyiasatinya, jika anak sudah menguasai semua kartu di Abaca, untuk mengecek penguasaan materinya gunakan teknik jejer kartu saat bermain Abaca. 

Bagaimana caranya? 

Anda cukup meminta anak Anda membaca 2 kartu yang dijejer. Jika dia tidak salah menyebutkannya, maka anak boleh berjalan di atas papan main dengan jumlah poin kedua kartu tersebut. Cari ini cukup ampuh mengurangi rasa bosan disebabkan materinya terlalu mudah.

2. Materi Abaca yang telah diklasifikasikan dengan baik bisa menjadi rumit, jika diterapkan pada anak-anak  yang belum siap belajar membaca. Jika masalahnya disebabkan oleh materi yang terlalu rumit maka kurangi kesulitannya. Huruf-huruf yang kelihatan membuat anak terbebani dihindarkan dulu dari permainan. Kita observasi, di bagian huruf manakah anak terlihat berfikir keras. Umumnya anak-anak kesulitan di huruf ta, da, wa, xa, dll. Jika memang demikian untuk sementara diabaikan dulu sampai anak benar-benar sudah siap belajar membaca.


N. APA YANG MENYEBABKAN PEMBIMBING BISA GAGAL MENGAJARI ANAK MEMBACA?

Tak bisa dipungkiri faktor pengajar sangat mempengaruhi keberhasilan siswa. Guru yang bagus, tapi media belajarnya buruk, masih ada potensi sukses mengajar siswa, meskipun menggunakan media paling top nomor 1 maka peluang gagalnya besar.

Penyebab guru gagal mengajar menggunakan ABACA Flashcard adalah:
  1. Tidak sabar mendampingi anak.
  2. Tidak paham karakter anak.
  3. Memiliki ekspektasi tinggi pada anak karena fokus pada hasil.
  4. Tidak dapat menjalin hubungan positif dengan anak.
  5. Susah menjalin kerja sama dengan anak.
  6. Tidak fokus saat mengajar anak.
  7. Tidak suka aktivitas mengajar anak.
  8. Tidak memperhatikan kondisi anak, apakah sedang lapar, ngantuk atau semisalnya.
  9. Fokus pada hasil, bukan proses.
  10. Dll.


O. BAGAIMANA MENERAPKAN ABACA DI KELAS YANG MURIDNYA BANYAK?

Misalkan dalam sebuah kelas ada 20 murid, maka gunakan teknik-teknik berikut:

Caranya, jika di sekolah Anda jumlah gurunya banyak, maka satu guru bisa menjadi pendamping maksimal 5 anak. Tapi jika di sekolah Anda minim guru pendamping, maka buatlah jadwal belajar membaca tiap hari, tapi dijadwal. Jadi hari Senin sebanyak 4 anak belajar membaca, hari Selasa 4 anak, sampai hari Sabtu semua anak sudah selesai main ABACA Flashcard.

Kapan Belajarnya?

Ya bisa 1 jam lebih pagi dari jadwal masuk sekolah. Misal masuk sekolah jam 8 pagi berarti anak yang mendapat giliran berangkat jam 7 pagi. Nanti setiap anak belajar minimal 15 menit.

Tapi bagaimana kalau anaknya kecanduan dan akhirnya bukannya malah 15 menit selesai malah 1 anak 30 menit atau 1 jam seperti testimoni beberapa Bunda yang kesulitan menyuruh muridnya pulang?

Ya tambah lagi waktunya setelah pulang sekolah. Dua anak sebelum masuk kelas, dan 2 anak setelah sekolah bubar. Masing-masing selama 30 menit.

Lalu ketika jadwal belajar membaca tiba apa yang dilakukannya? Anak-anak sekelaskan sudah belajar semua saat sebelum atau sesudah sekolah bubar?

Ya ketika jadwal belajar membaca dimulai maka siswa bisa praktik dengan teman-temannya, jadi 1 Abaca buat 2 anak, yang satu jadi gurunya dan satu lagi jadi pembimbing. Bahkan anak yang belum bisa membaca apapun, bisa jadi pembimbing temannya. Karena di kartu Abaca ada pula gambar pengait yang mewakili simbol. Gambar itu bisa jadi kunci jawaban siswa yang dapat giliran menjadi guru.

Lalu apa yang dilakukan guru?

Guru hanya mengawasi jalannya proses belajar di kelas.


P. BAGAIMANA KITA TAHU JIKA MEDIA BELAJAR YANG KITA GUNAKAN MEMANG TIDAK MEMBUAT STRES?

Gejala stres amat mudah dikenali. Dan semua pakar di dunia sepakat bahwa anak yang terlihat senang ketika belajar, bahkan maunya belajar terus dan tidak uring-uringan selama belajar, tidak sakit kepala, tidak terlihat ngos-ngosan, dll, berarti tidak mengalami stres. Perlu dipahami perbedaan antara stres dengan sehat itu sudah jelas. Tidak perlu diperdebatkan.

Menurut American Institute of Stress, beberapa gejala yang ditunjukan orang yang mengalami stres antara lain sakit kepala, badan gemetar tidak terkendali, keluar keringat dingin, gugup, dll. Jadi selama anak, tidak menunjukkan gejala stres seperti yang disebutkan di atas, maka itu artinya dia tidak stres.

Semua pakar di dunia, terutama yang konsern di dunia pendidikan selalu mencari cara bagaimana agar anak mencintai aktivitas belajar. Bahkan seperti yang diutarakan oleh Psikolog kenamaan seperti Horward Gardner penemu teori kecerdasan, dalam buku berjudul Focus, para ilmuwan berlomba-lomba mengembangkan game dan memadukannya dengan materi pelajaran di sekolah. Tujuannya adalah agar anak-anak mencintai aktivitas belajar.

Jadi anak-anak yang memiliki kecintaan terhadap belajar, seharusnya membuat orang tua bahagia karena pada dasarnya semua pakar di dunia ini, ingin sekali menciptakan sebuah kondisi agar anak dapat mencintai proses belajar tanpa merasa tertekan. Mereka melakukan berbagai riset membuat game-game edukasi agar anak mencintai proses belajar. 

Tapi sayangnya, untuk sampai tahap cinta pada aktivitas belajar, game saja tidak cukup. Sebab sebagus apapun gamenya, jika penyajian materinya tidak tepat atau pendekatan yang dilakukan tidak tepat maka menciptakan kondisi cinta belajar tadi akan sulit terbangun. Jadi poin terpenting utama adalah bagaimana materi itu dapat disajikan semudah mungkin.

Bandingkan dengan anak-anak pengguna ABACA Flashcard. Testimoni yang masuk ke redaksi sudah lebih dari seribu dan tidak semua ditampilkan sebab terlalu banyak (bisa menjadi beberapa buku jika diterbitkan semua). Ada banyak sekali testimoni anak-anak yang menemukan kecintaan belajar membaca setelah menggunakan Abaca. Bahkan ketika sedang sakit dan di opname di RS pun maunya main Abaca. Dan tentu saja tidak hanya anak-anak normal saja yang bisa mendapat manfaat dari Abaca.

Beberapa anak berkebutuhan khususpun progresnya menjadi luar biasa. Jadi Abaca telah terbukti sebagai solusi lebih dari seribu anak Indonesia yang tertekan saat belajar membaca. Abaca menciptakan iklim belajar tanpa beban dan semoga dapat menumbuhkan kecintaan terhadap aktivitas belajar. Jadi untuk menjadi pintar tidak perlu stres.


Q. BAGAIMANA MENYIASATI ANAK YANG SUDAH MENGINGAT SUKU KATA ‘JA’ DAN ‘TA’?

Tidak dipungkiri, sebagian anak memiliki masalah mengingat suku kata ‘ja’ dan ‘ta’. Kasus anak yang kesulitan mengingat huruf ‘ta’ juga menimpa salah satu anak yang menggunakan media ABACA Flashcard dalam belajar membaca. 

Bunda dari anak tersebut menceritakan detail kondisi anaknya yang bersekolah di sekolah berbahasa Inggris. Ia curhat tentang persoalan anaknya. Bunda ini anaknya sangat kesulitan dalam belajar membaca menggunakan buku. Anak tersebut selalu punya banyak alasan dan susah dibujuk belajar membaca padahal Bunda ingin anaknya bisa membaca sebelum masuk SD. Usia anaknya genap 4 tahun. 

Karena anaknya tidak mau belajar menggunakan buku, akhirnya beliau mencoba mencari media di internet dan bertemulah dengan ABACA Flashcard. Di luar dugaan, anaknya mengalami progress yang sangat cepat. Saking sukanya sama ABACA Flashcard, box i dan 2 bisa diselesaikan dengan sangat cepat. Namun, ada yang aneh dengan anak tersebut. Mengapai di antara semua kartu yang ada, sang anak kesulitan dalam mengingat huruf  “ta”? Padahal anak tersebut bisa membedakan “da” dan “ba”. Benar-benar kasus menarik.

Karena sebelumnya telah berpengalaman menghadapi anak yang sangat kesulitan dalam mengingat huruf “ta” makanya saya coba tawarkan solusi ini pada beliau. Dan memang ada sebagian anak yang sulit mengingat “ta”.

Kaitkan huruf ‘t’ dengan gambar tanaman agar setiap kali anak melihat suku kata ‘ta’ pada kartu maka dia akan mengingat bentuk tanaman yang berawalan ‘t’ yang memiliki bentuk mirip tanaman.

Dengan cara yang sama juga untuk mengingat huruf ‘j’. Maka kaitkan huruf ‘j’ dengan gambar jamur agar setiap kali anak melihat suku kata ‘j’ pada kartu, maka dia akan mengingat bentuk jamur yang berawalan ‘j’ dan memiliki bentuk mirip jamur.


R. TIPS MENGAJARI ANAK ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) MENGGUNAKAN ABACA.

ADHD adalah gangguan pada perkembangan otak yang menyebabkan penderitanya menjadi hiperaktif, impulsif, serta susah memusatkan perhatian. Kondisi ini dulunya dikenal dengan ADD atau Attention Deficit Disorder.

ADHD adalah kondisi yang bisa terdapat pada anak-anak, remaja bahkan pada orang dewasa. Namun gejalanya biasanya mulai berkembang pada masa kanak-kanak dan berlanjut hingga dewasa. Diperkirakan terdapat 3-5 persen anak-anak atau anak usia sekolah yang mengalami kondisi ini. Tanpa penanganan yang tepat, ADHD dapat menimbulkan konsekuensi yang serius seperti mal-prestasi (under-achievement), kegagalan di sekolah atau pekerjaan, susah menjalin hubungan atau interaksi sosial, rasa tidak percaya diri yang parah, dan juga depresi kronis.

Salah satu Bunda dari anak dengan ADHD Middle yang menggunakan ABACA sebagai terapi, memberikan tips dalam menangani ADHD Middle yang sekarang sudah bisa membaca setelah menggunakan ABACA Flashcard.

“Aku memiliki putra yang menderita ADHD yang middle. Sekarang berusia 5 tahun, duduk di TK B dengan kelas semi inklusi. Anak ADHD sangat sulit berkonsentrasi dan mempelajari sesuatu, seperti membaca atau mendengar dalam jangka waktu yang lama, lain sekali dengan anak normal.

Aku membantunya bermain dan memperkenalkan huruf yang matertinya sudah diberikan di sekolahnya, tapi nggak nyambung sama sekali di otaknya.

Minggu ini kuterima ABACAnya dan sudah aku baca 2x untuk paket pertama, kotak 1A, putraku sudah hafal suku katanya. Bahkan sudah mencoba merangkainya membentuk kata dasar seperti ka-ca, ja-ka, dll. Dia 60% sudah mengetahui cara membacanya.

Memang pengajaran anak berkebutuhan khusus tidak bisa secepat anak normal lainnya. Sudah saya buktikan kotak 1A sudah dihafalnya dengan metode bermain dan mendapat hadiah es krim, dan itu perlu waktu 2x1 jam. Cukup lama kan? Dia bisa stay tune di permainan. Padahal kondisi biasanya nggak bisa seperti itu. Ibarat kipas angin begitulah dia bergerak.

Setiap hari setelah saya pulang dari toko (saya owner toko perlengkapan baju), putraku minta main monopoli es krim. Nanti malam pun dia ngajak main monopoli es krim karena belum dapat es krim yang paling besar."

Ada beberapa hal yang saya temukan dalam metode ini (ABACA) untuk anak berkebutuhan khusus:
  1. Cara mengajarinya harus dengan sangat sabar dan membuat anak tertuju pada kartu (jangan nyalakan TV, HP, BB, radio, dll).
  2. Pemberian hadiah usahakan dengan berteriak senang dan bertepuk tangan meriah agar anak makin percaya diri.
  3. Berikan ekspresi lucu jika anak menjawab salah bacaan yang ada di kartu suku kata.
  4. Lebih baik dimainkan bersama kakaknya atau saudaranya yang lain yang diberi tugas untuk memberikan hadiah jika anak bisa menjawab kartu, dan kita orang tua berfungsi sebagai mentornya.

S. APA YANG HARUS DILAKUKAN KETIKA ANAK MENGACAK-ACAK KARTU?

Perilaku mengacak-acak kartu ini, umumnya terjadi pada anak yang usianya di bawah 4 tahun dan umumnya susah diajak kerjasama dan tidak fokus ketika diajak bermain ABACA Flashcard. Jika Anda menemukan tanda ini pada anak Anda maka ada 2 pilihan, yaitu menunda permainan dan mengetes kesiapannya setiap 4 bulan sekali. Cara mengetes kesiapan anak bisa dilalukan mulai dari tes warna dasar dan kompleks, tes bidang datar, dan tes bentuk huruf. Atau Anda tetap mengajaknya bermain, akan tetapi bukan bermain huruf melainkan bermain tebak gambar.

Tebak gambar, penting untuk memperkaya pemahaman anak tentang fungsi dan kegunaan benda, serta memperkaya bahasanya. Contoh permainan tebak gambar adalah, ambil kartu secara acak, lalu mintalah anak menebaknya. Contoh Anda ambil kartu bergambar apel lalu bertanyalah, “Coba tebak, buah apa yang warnanya merah, agak keras kalau digigit, rasanya manis, dijual di super market.”

Biarkan anak berfikir. Jika anak menebak dengan benar, maka pion boleh berjalan di atas papan main. Dengan cara seperti ini, bahasa anak akan berkembang pesat.

Namun jika anak Anda ternyata sudah siap belajar membaca, yang ditandai dengan hafal beberapa huruf dan memahami alur permainan Abaca maka lanjutkan permainannya. Usahakan untuk menyembunyikan kartu-kartu di box lainnya agar tidak diacak-acak semua. Menyembunyikan kartu selain box 1, juga membantu anak untuk fokus pada permainan. Tetapi jika anak tidak siap, dan pekerjaannya hanya mengacak-acak kartu tanpa dapat menghafal huruf, sebaiknya tunda dulu belajarnya hurufnya, dan ubahlah menjadi permainan tebak gambar.


S E L E S A I




ABACA FLASHCARD TIDAK DIJUAL DITOKO BUKU, DAPATKAN HANYA DI DISTRIBUTOR DAN AGEN RESMI.

Kami agen resmi ABACA Flashcard di Kota Semarang menyediakan berbagai Seri ABACA Flashcard sebagai media mainan edukasi yaitu mengajar anak membaca melalui permainan.

Apabila Anda ingin melihat produk beserta spesifikasinya, silahkan klik di sini

#terimakasihgoogle

Tidak ada komentar:

Posting Komentar