Kamis, 28 Desember 2017

Membentuk Pribadi Super pada Anak: Mandiri dan Bertanggungawab

membentuk-pribadi-super-pada-anak-mandiri-dan-bertanggungjawab


Banyak orangtua mengeluh betapa kewalahannya mereka saat anak-anak tidak mau hidup mandiri, seperti misalnya harus disuapi saat makan, padahal sudah waktunya berangkat kerja. Atau ketika jam menunjukkan pukul 8 teng (bayangkan jam masuk kerja Anda adalah pukul 8 atau bahkan kurang), Anda masih disibukkan dengan urusan anak. Jika pun Anda dapat mengatasinya, pasti pagi Anda menjadi super padat. Keadaan ini akan terus terjadi selama anak Anda tidak mau mandiri dan bertanggung jawab.

Sebenarnya, menjadi mandiri merupakan naluri setiap orang sejak masih bayi. Setiap bayi tentunya mulai belajar menggerakkan anggota tubuhnya dari merangkak, duduk, berjalan, menggapai suatu barang, jika diperhatikan usaha mereka tidak pernah pantang menyerah. Bayi akan terus dan terus melakukan apa yang ingin dilakukannya. Saat jatuh, ia akan terus berusaha untuk bangun walaupun jatuh kembali. Begitu pun ketika mereka ingin meraih sesuatu, apa pun yang ia lakukan untuk menggapai dan meraihnya. Naluri untuk menjadi mandiri ini menjadi terhambat oleh lingkungan yang tidak mendukung proses kemandirian anak dan sikap orangtua yang salah memperlakukan mereka, misalnya sikap orangtua yang serba melarang, tidak membiarkan bayi mereka bereksplorasi, orangtua yang terlalu khawatir akan keselamatan anaknya sehingga selalu berkata “jangan”. Akibatnya, anak menjadi seroang pencemas dan penakut.

Bagaimana dengan sifat yang tidak bertanggungjawab? Sifat ini berasal dari pola pembinaan dan pembiasaan yang salah. Hal sepele misalnya, saat anak makan permen dan membuang bungkus permen di sembarang tempat. Anda merasa ‘ah, anak kecil kan belum tahu masalah kebersihan’ (baca: Anda menjadi orangtua yang penuh pemakluman), maka hal ini akan menjadi rutinitas (pembiasaan) pada anak. Anak belum mengerti makna kebersihan, maka tugas Anda adalah mengarahkan dan menunjukkan padanya seperti apa hidup bersih itu.

Mempunyai anak yang tidak mandiri dan tidak bertanggung jawab, tentu akan sangat merepotkan Anda. Lantas, apa saja yang dapat Anda lakukan untuk melatih kemandirian dan rasa tanggung jawab pada anak Anda?

membentuk-pribadi-super-pada-anak-mandiri-dan-bertanggungjawab-01

Berikan penjelasan dan pemahaman

Berikan penjelasan dan pemahaman pentingnya kemandirian dan tangung jawab kepada anak. Baru kemudian Anda memberikan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.

Jika anak Anda telah cukup mengerti dengan arti kemandirian dan tanggung jawab, maka cobalah memberikannya kepercayaan untuk memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya sendiri, misalnya biarkan anak memakai baju sendiri, menyiapkan alat-alat sekolah sendiri, dan sebagainya (meskipun di rumah ada banyak pembantu). Jika perlu, libatkan anak dalam tugas rumah tangga sesuai dengan kesanggupannya.

Berikan anak dorongan dan dukungan

Dorongan dan dukungan sangat dibutuhkan anak, contohnya, saat anak Anda memakai baju yang tidak matching dalam memadupadankan warna. Jangan pernah mengejeknya karena penampilannya yang kacau. Berikan dukungan dan arahan bagaimana cara berpakaian yang baik.

Beri anak kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya

Banyak orangtua lupa bahwa anak juga memiliki hak dan kemampuan untuk menyatakan pendapatnya. Oleh karena itu, tidak ada salahnya Anda melibatkan anak dalam pengambilan keputusan dalam keluarga. Dengan demikian, ia akan merasa sangat dihargai, sekalipun pendapat yang disampaikannya asal ‘bunyi’.

Berikan reward dan punishment

Berikan reward baik berupa pujian atau hadiah setiap kali anak Anda melakukan perbuatan yang baik. Reward akan memberikan energi yang luar biasa bagi anak. Ia akan mengulangi lagi perbuatan tersebut dan akan terekam dalam benaknya bahwa perilaku tersebut merupakan hal yang baik yang harus dilakukan. Namun, bagaimana jika anak Anda menolak diberi tugas? Hal terpenting yang perlu Anda lakukan adalah memberinya peringatan. Sebagai contoh, Anda sudah melatih dan membantu anak Anda bagaimana menyiapkan peralatan sekolah dalam beberapa hari. Hari selanjutnya, mintalah anak Anda untuk menyiapkan segala sesuatunya sendiri. Jika dia menolak, biarkan dia menerima konsekuensi dari perilakunya tersebut, entah dia akhirnya absen sekolah atau telah ke sekolah. Hukuman juga dapat Anda terapkan jika anak Anda melanggar kesepakatan yang telah Anda dan anak Anda buat bersama, misalnya jadwal bermain, tugas harian, dan sebagainya. Jika anak Anda bermain game overtime, mulailah untuk mendisiplinkannya dengan melatih rasa tanggung jawabnya. Di waktu senggang, buatlah perjanjian (boleh lisan ataupun tulisan) dengan anak Anda. Sertakan pula hukuman apa yang akan diterimanya jika dia ingkar terhadap perjanjian yang sudah dibuat. Jika anak Anda ingkar, Anda dapat menerapkan teknik disiplin time out ataupun grounded kepada anak Anda.

#terimakasihgoogle

Tidak ada komentar:

Posting Komentar