Kelanjutan dari artikel: Membentuk Pribadi Super pada Anak: Disiplin Dalam Tugas dan Aturan
Prinsipnya, langkah pendisiplinan setiap anak berbeda. Tidak ada yang lebih nyata dari keunikan setiap anak. Setiap anak akan memberikan respon yang berbeda terhadap disiplin yang dicoba diterapkan orangtua. Anda perlu memperhatikan hal apa yang sebenarnya dapat menjadi motivator mereka dalam melakukan suatu hal.
Prinsipnya, langkah pendisiplinan setiap anak berbeda. Tidak ada yang lebih nyata dari keunikan setiap anak. Setiap anak akan memberikan respon yang berbeda terhadap disiplin yang dicoba diterapkan orangtua. Anda perlu memperhatikan hal apa yang sebenarnya dapat menjadi motivator mereka dalam melakukan suatu hal.
Time Out
Time out adalah sebuah teknik disiplin yang dilakukan dengan cara mengisolasi anak dalam ruangan yang kurang nyaman baginya selama beberapa menit. Time out juga dapat dilakukan dalam bentuk lain, misalnya meminta anak mengerjakan sesuatu yang kurang menyenangkan baginya, misalnya membersihkan kamar mandi, dilarang bermain game, dan lain-lain. Tujuannya adalah memberikan waktu kepada anak untuk merenungi kesalahan yang dilakukannya. Pada praktiknya, anak ditempatkan di suatu tempat yang telah disepakati sebagai tempat time out.
Teknik time out sangat dianjurkan oleh para
ahli dalam menghadapi anak yang nakal (seperti suka memukul, merusak barang,
atau berkelakuan di luar batas sopan santun yang telah ditentukan oleh orangtua),
dan kurang disiplin. Teknik ini sebenarnya kata halus untuk sebuah hukuman,
tetapi bukan hukuman fisik. Panjang waktu yang paling efektif dalam teknik ini
disesuaikan dengan usia anak.
Sebelum Anda melakukan time out, sebaiknya
Anda memberikan peringatan kepada anak Anda. Jangan langsung menarik anak dan
membawanya ke dalam time out. Hal ini akan membuat anak Anda semakin marah.
Tentukan sistem peringatan apa yang dapat Anda gunakan dan jadikan hal itu
bagian dari time out. Saat mengirimkan anak dalam waktu jeda (time out),
sebaiknya gunakan weker. Jika sebalum waktu habis anak sudah melanggar, maka
ulangi dari awal. Hal lain yang perlu Anda perhatikan adalah tempat pelaksanaan
waktu jeda (time out). Anda harus memastikan hawa tempat pelaksanaan time out
adalah jauh dari mainan, TV, atau barang lain yang bersifat menghibur dan tidak
ada benda yang mudah pecah di tempat tersebut.
Setelah waktu time out selesai, orangtua
harus menjelaskan kepada si anak kenapa dikenai time out. Kemudian, nasehatilah
mengenai perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh anak. Menasehati anak pada
saat anak telah tenang akan memberikan hasil yang lebih efektif dibandingkan
pada saat anak dipukul (dihukum), apalagi pada saat anak menangis. Jadi, agar
lebih efektif menasehati anak memang perlu waktu yang tepat, yaitu pada emosi
anak sedang tenang. Menasehati anak sambil berteriak, ditambah lagi pada saat
emosi anak tinggi (misalnya anak sedang menangis), sama sekali tidak akan
membuahkan hasil apa pun. Anda juga perlu memberikan penghargaan kepada anak
karena keberhasilannya dalam melaksanakan time out. Hal yang perlu diingat
adalah bahwa time out menjadi tidak efektif bila dilakukan terlalu sering atau
untuk kelakuan anak, misalnya hanya karena anak susah makan dan sebagainya.
Grounded
Grounded adalah teknik mendisiplinkan anak
dengan cara mewajibkan anak menyelesaikan suatu tugas agar mendapat
kesenangannya kembali. Misalnya, bila anak Anda sedang bermain game saat jam
belajar, maka yang harus Anda lakukan pada teknik grounded adalah melarang anak
Anda bermain game sebelum dia belajar.
Hal yang sering terjadi saat melarang anak
melakukan aktivitas yang disukainya adalah mengamuk, merengek, atau
memanipulasi Anda dengan berbagai cara, seperti membanting pintu, mengancam dan
sebaginya. Apa yang sebaiknya Anda lakukan? Tetaplah bersikap tegas. Perlu Anda
ketahui bahwa kebanyakan anak suka memanipulasi keadaan untuk mendapatkan apa
yang diinginkannya. Sekali Anda lengah terhadap keputusan yang telah Anda
ambil, maka untuk selanjutnya anak Anda akan semakin ‘gila’.
Misalnya, saat Anda melarang anak menonton
TV, sebaiknya Anda mengatakannya sekali (tanpa teriak). Jika anak Anda
merengek, maka cobalah untuk diam dan berpura-puralah cuek terhadapnya.
Belajarlah untuk mengatakan “tidak” secara tegas, tapi dengan penuh kasih
sayang, berwibawa, dan tanpa nada marah. Kemampuan ini akan menolong Anda dalam
mendidik anak sehingga mereka mengetahui ada batasan dalam berbuat sesuatu.
Dengan cara ini, anak Anda akan belajar untuk mendengarkan apa yang Anda
sampaikan.
Hal yang paling penting dalam mendisiplinkan
anak adalah selalu bersikap konsisten. Jika Anda telah mengatakan akan ada
akibat dari perilakunya yang salah, terapkan “hukuman” tersebut sehingga anak
tidak akan pernah mencoba mempermainkan Anda. Sikap yang tidak konsisten akan
menghancurkan aturan dan disiplin. Berlakulah seperti “bos” dan jangan malu
untuk menjadi bos dalam membina hubungan dengan anak. Jika tidak, anak
cenderung bertindak semaunya bagaikan anak ayam kehilangan induk dan akhirnya
akan berperilaku negatif.
Anda dapat mengatakan anak bahwa Anda adalah
“bos” mereka. Tentu sebagai bos, Anda tidak diperbolehkan bertindak otoriter
dan semena-mena. Dalam sebuah keluarga, pasti ada satu pihak yang menjadi
‘penguasa’, jika tidak “Anda, pasti anak Anda. Jika ada beberapa orangtua
mengeluh tentang tidak berhasilnya teknik time out dan grounded yang mereka
terapkan, hal ini mungkin disebabkan karena sebagai orangtua, mereka telah
kehilangan pangkat dan wewenangnya sebagai orangtua.
Kesalahan yang banyak dilakukan orangtua
adalah memenuhi segala keinginan anak. Hal ini mereka lakukan dengan alasan
‘kasih sayang’ dan tidak ingin membuat anaknya menderita. Padahal dengan
memenuhi segala keinginan anak, secara tidak langsung Anda sudah menjadi
‘pelayan’ bagi anak Anda.
Jika di rumah Anda terdapat pembantu,
ajarilah anak Anda untuk tidak menyerahkan semua pekerjaan kepada pembantu.
Jalin kerja sama dengan anggota keluarga untuk berlatih mandiri.
Mintalah pada pembantu rumah tangga untuk
membantu Anda menumbuhkan kepribadian baik sang anak. Sebab, banyak anak
menyerahkan semua pekerjaan kepada pembantu, misalnya menyiapkan baju dan
segala perlengkapan sekolah, menyetrika, bahkan makan pun minta disuapain. Anda
dapat memantau sikap keseharian anak Anda lewat pembantu atau anggota keluarga
lain yang Anda percaya. Dengan demikian, kesibukan Anda tidak menjadi hambatan
dalam mendidik dan mengarahkan anak untuk menjadikannya anak super.
Artikel selanjutnya: Membentuk Pribadi Super pada Anak: Mandiri dan Bertanggungjawab
#terimakasihgoogle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar